Sabtu, 07 Februari 2015

Ketika 'KK' Berbicara

Assalamu'alaikum Sahabat Musasi, gimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat ya..

Alhamdulillah debut pertama majalah kesayangan kita kelar juga akhirnya. Meski masih berbentuk virtual blog, semoga tak mengurangi sedikitpun semangat berproses versi cetaknya, aamiin. Doakan ya, majalah kita versi cetak segera hadir pada April :)

Btw, Kita sebagai makhluk Allah yang diberi amanah untuk menjadi khalifah di muka bumi tentunya harus senantiasa bersyukur. Salah satu bentuk kesyukuran kita adalah dengan semangat dan antusias menuntut ilmu. Rajin belajar dan banyak menambah wawasan adalah beberapa diantaranya.

Nah..kemarin (7/2), sekolah kita kedatangan tamu seorang penulis terkenal. Siapa dia? Nama penanya adalah Kirana Kejora. Ada yang sudah tahu? Ya, bagi sahabat musasi kelas 9, khususnya 9F pasti mengenal sosok Ibu dua anak kelahiran Ngawi, 43 tahun lalu itu. Coz, beliau tak lain merupakan orangtua dari sahabat musasi kita: Bunga Almira.

Ibu yang bermiladiyah tiap tanggal 2 Februari tersebut kemarin datang ke Musasi sebagai narasumber dari gawe yang diadakan SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi). Agenda yang bertajuk Writing Motivation dan Workshop Menulis Fiksi itu digawangi Bidang Apresiasi Seni dan Olahraga (ASBO) dan Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu merupakan agenda yang rutin tiap tahun diselenggarakan. Di depan 70 peserta yang menyesaki hall lantai 3, Bu Kir (panggilan Kirana Kejora-red) membagi cerita suksesnya dalam meniti karir menjadi seorang penulis. Ssstt.. ternyata Bu Kir sudah sebelas tahun lho menjadi penulis.

Menulis, kata beliau merupakan aktivitas yang agak narsis dan egois, karena menulis dapat dikatakan bekerja dalam sunyi. Namun, dalam kesunyian tersebut, penulis menorehkan tinta warna dunia. "Penulis bisa diibaratkan 'Tuhan kecil', karena dia bertanggungjawab terhadap apa yang dia tuliskan,"kata wanita yang mendapatkan gelar tokoh inspiratif Sidoarjo 2013 tersebut.

MENYIMAK: Para Peserta Workshop Menulis Nampak Antusias
Trus, bagaimana caranya agar bisa menulis? Tips dari sosok penulis novel bestseller Air Mata Terakhir Bunda (AMTB) ini cukup simpel. Pertama yang pasti kita harus menjadi kutu, ya..kutu buku. Kenapa? Apakah dengan menjadi kutu buku kita akan cepat kenyang melahap buku? Tentu tidak, karena dengan menjadi seorang kutu buku (baca: orang yang hobinya membaca), kita sudah mendapatkan modal berharga berupa jendela dunia, lho koq?

Jendela dunia atau yang istilah lainnya wawasan, merupakan syarat agar tulisan kita kaya warna dan cerdas. "Beruntunglah jika kalian menjadi golongan-golongan yang suka membaca, itu artinya kalian merupakan generasi bangsa yang cerdas,"ujar beliau memompa semangat.

AKU BISA MENULIS: Kirana Kejora dalam Sesi Writing Motivation 
Disamping membaca, maka tips lain untuk kita dari penulis script film 'Hasduk Berpola' tersebut adalah berani. Berani untuk apa? Berani untuk menulis! Karena tidak jarang para penulis pemula sudah ciut nyalinya/ keder mentalnya ketika tulisannya dikritik, dicaci, atawa bahkan dihujat. "Penulis haruslah berani menampilkan karyanya, karena penulis hebat tumbuh dan berkembang dari hinaan dan cacian yang merendahkan,"ungkap lulusan cumlaude Fakultas Perikanan-Unibraw itu.

PESAN: Bila Jadi Penulis Jangan Pernah Merasa Besar
Selain membagi tips sukses menjadi seorang penulis, Ibu yang pernah menjadi wartawan surat kabar dan majalah itu juga memberikan worshop instan menulis fiksi. Sebelumnya para peserta diminta untuk berkelompok. Setelah mendapatkan tujuh kelompok, Bu Kirana kemudian menyuruh para peserta untuk menulis fiksi yang temanya tentang keluarga, persahabatan, atau jiwa pengorbanan, yang masih dalam lingkup tema humanis. Alurnya bebas, dan penokohan bisa orang pertama berupa 'aku', atau orang kedua dan ketiga.

Setelah diberikan waktu kurang lebih 30 menit untuk berembuk dan bertukar gagasan, para perwakilan peserta kemudian bergiliran membaca karya mereka sendiri. Bu Kirana kemudian memberikan arahan jika intonasi suara ketika membaca menjadi salah satu poin penilaian selain judul yang diangkat.

Dari tujuh kelompok akhirnya dipilih tiga kelompok terbaik yang berhak mendapatkan doorprize dua novel yang berjudul 'Kenang Langit'. Tapi, mereka yang belum masuk tiga besar tak perlu khawatir. Karena Bu Kir tetap memberikan masing-masing satu novel karya penulis yang berinisial 'KK' tersebut. Pemberian hadiah tersebut sekaligus menjadi penutup acara sebelum diakhiri dengan foto bersama. Cheerrss :) (*roelz)


DISKUSI: Menulis Fiksi Kurang 30 menit? Bisa!

BUAH TANGAN: Sepuluh Novel Plus Tanda Tangan  Kirana Kejora 




JURNALIS CILIK: Li-Jour  Musasi Usai Interview Bersama Narasumber








2 komentar: